RESUME EKOLOGI LAUT TROPIS

Posted: April 15, 2010 in Uncategorized

Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Yang dipelajari diekologi adalah Niche, siklus biogeokimia, ekologi laut tropis, ekosistem.

Niche

Niche atau nicia atau ecological niche, tidak hanya melipu tiruang / tempat yang ditinggali organisme, tetapi juga peranannya dalam komunitas, dan posisinya pada gradient lingkungan: temperatur, kelembaban, pH, tanah dan kondisi lain.

Hukum Interaksi

  • Netral                                   : kambingdankucing
  • Kompetisi                            : kambingdankerbau
  • Predasi                                 : harimaudanhewankecil
  • Mutualisme                        : Kerbaudanberuang
  • Komensalisme                  : Anggrekdantumbuhan
  • Parasitisme                         : Hewandanbekteri
  • Antibiosa/amensalisme                : Alelopatydarigulma

Suksesi yakni primer, organis memulai menempati wilayah baru yang belum ada kehidupan contohnya delta

Sekunder, terjadi setelah komunitas yang ada menderita gangguan yang besar

Faktor pembatas

Dalam ekologi tumbuhan factor lingkungan sebagai factor ekologi dapat dianalisis menurut bermacam-macam faktor. Satu atau lebih dari faktor-faktor tersebut dikatakan penting jika dapat mempengaruhi atau dibutuhkan, bila terdapat pada taraf minimum,maksimum atau optimum menurut batas-batas toleransinya

Tumbuhan untuk dapat hidup dan tumbuh dengan baik membutuhkan sejumlah nutrient tertentu(misalnya unsur- unsur nitrat dan fosfat) dalam jumlah minimum. Dalam hal ini unsur- unsur tersebut sebagai factor ekologi berperan sebagai factor pembatas

SIKLUS BIOGEOKIMIA

Siklus Nitrogen

Bentuk atau komponen N diatmosfir dapat berbentuk ammonia(NH3), molekul nitrogen(N2), dinitritoksida(N2O), nitrogenoksida(NO), nitrogendioksida(NO2), asamnitrit(HNO2), asamnitrat(HNO3), basa amino(R3-N)dan lain- lain. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hydrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/petir(elektrisasi)

Siklus Fosfor

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat  organik(pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik(pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer(pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap disedimen laut. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut.

Siklus Karbon dan Oksigen

Merupakan siklus biogeokimia yang terbesar, Ada 3 hal yang terjadi pada karbon:

1)Tinggaldalamtubuh,

2)Respirasi oleh hewan,

3)Sampah / sisa 45% digunakan untuk pertumbuhan, 45% untuk respirasi, dan 10% untuk DOC,

Karbon masuk ke perairan melalui proses difusi

EKOLOGI LAUT TROPIS

Lingkungan Hidup Bahari

Laut merupakan penghubung (bukan perintang) antar bagian bumi dan Sumber bahan makanan untuk melengkapi bahan makanan dari daratan. Sumber mineral, energy fosil (minyak bumi) banyak didapatkan dilepas pantai, energy tidal.

Karakteristik Laut Tropik

Laut Tropis: sinar matahari terus menerus sepanjang tahun (hanyaadaduamusim, hujandankemarau), kondisi optimal bagi produksi fitoplankton dan constant sepanjang tahun

Laut Subtropis: intensitas sinar matahari bervariasi menurut musim (dingin, semi, panas dan gugur). Tingkat produktifitas akan berbeda pada setiap musim. Musim semi adalah  tinggi, dingin, sangat rendah

Laut Kutub: masa produktifitas sangat pendek (Juli atau Agustus), musim panas: fitoplankton tumbuh

Laut Tropik: predator tertinggi (tuna, lanset fish, setuhuk, hiu sedang dan hiu besar), predator lainnya: cumi-cumi, lumba-lumba

Laut Subtropik: predator tertinggi (lumba-lumba, anjing laut dan singa laut, paus, burung-burung laut), predator lainnya: salem, cumi-cumi

Laut Kutub: predator tertinggi (paus), predator lainnya: anjing laut, singa laut.

PESISIR

Wilayah peralihan antara laut dan daratan, ke arah darat mencakup daerah yang masih terkena pengaruh percikan air laut atau pasang, dan ke arah laut meliputi daerah papaan benua.

Kerusakan Pesisir

Estuaria                : Laju sedimentasi menyebabkan pendangkalan

Mangrove           : Luas wilayah mangrove berkurang 70% selama 70 tahun terakhir. Contohnya Konversi menjadi tambak udang

Padang lamun   : Kehilangan 30-40% selama 50 tahun terakhir . Contohnya Reklamasi lahan

Terumbukarang                : Eksploitasi sumberdaya perikanan. Contonhya Pengambilan karang untuk bahan bangunan dan pembuangan limbah

Estuaria adalah teluk di pesisir yang sebagian tertutup, tempat air tawar dan air laut bertemu dan bercampur

Ekosistem Terumbu Karang

Luas terumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai 60.000 km2, namun hanya 6,2% saja yang kondisinya baik

Manfaat Terumbu Karang

  • Berperan penting bagi pertumbuhan sumberdaya perikanan (sebagai feeding ground, fishing ground, spawning ground and nursery ground)
  • Mencegah terjadinya pengikisan pantai (abrasi)
  • Sebagai daya tarik wisata bahari

Ancaman Terhadap Terumbu Karang

  • Pencemaran minyak dan industri,
  • Sedimentasi akibat erosi, penebangan hutan, pengerukan dan penambangan karang
  • Peningkatan suhu permukaan laut
  • Buangan limbah panas dari pembangkit tenaga listrik

Ekosistem Padang Lamun

Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidupnya terbenam di dalam laut. Padang lamun ini merupakan ekosistem yang mempunyai produktivitas organik yang  tinggi

Ancaman Terhadap Padang Lamun

l  Pengerukan dan pengurugan dari aktivitas pembangunan (pemukiman pinggir laut, pelabuhan, industri dan saluran navigasi)

l  Pencemaran limbah industri terutama logam berat dan senyawa organoklorin

l  Pembuangan sampah organik

Upaya pelestarian Padang Lamun

l  Mencegah terjadinya pengrusakan akibat pengerukan dan pengurugan kawasan lamun

l  Mencegah terjadinya pengrusakan akibat kegiatan konstruksi di wilayah pesisir

l  Mencegah terjadinya pembuangan limbah dari kegiatan industri, buangan termal serta limbah pemukiman

Ekosistem Mangrove

Luas hutan mangrove di Indonesia merupakan yang terluas di dunia (2,5-3,5 juta Ha,18-23 % luas mangrove di dunia dan lebih luas dari Brasil)

Fungsi ekologis:

– Sebagai peredam gelombang (termasuk gelombang tsunami), angin dan badai

– Melindungi daerah pantai dari bahaya abrasi

– Sebagai penyerap nutrien organik, penahan lumpur dan perangkap sedimen

Fungsi ekonomi :

sebagai penghasil kayu untuk bahan bangunan, kayu bakar, bahan baku arang, tanin, obat-obatan, energi/biofuel, dan pariwisata

Ancaman terhadap Hutan Mangrove

Perubahan hutan mangrove menyebabkan gangguan fungsi ekologi mangrove:

– Konversi hutan mangrove menjadi lahan tambak, pemukiman, pertanian, pelabuhan dan perindustrian

– Pencemaran limbah domestik dan bahan pencemar lainnya

– Penebangan ilegal

LINK DAFTAR ISTILAH EKOLOGI LAUT TROPIS ://rizalfzi.wordpress.com

Terumbu karang (coral reefs) merupakan masyarakat organisme yang hidup di dasar perairan laut dangkal terutama di daerah tropis. Terumbu karang terutama disusun oleh karang-karang jenis anthozoa kelas Seleterctinia, yang termasuk hermatypic coral atau jenis-jenis karang yang mampu membuat bangunan atau kerangka karang dari kalsium karbonat (CaCO3) (Vaughen, dalam Supriharyono, 2000b). Struktur bangunan batu kapur (CaCO3) tersebut cukup kuat, sehingga koloni karang mampu menahan gaya gelombang air laut, sedangkan asosiasi organisme-organisme yang dominan hidup di sini disamping selectrctinian corals, adalah algae yang juga banyak mangandung kapur (Dawes, 1981).

Keanekaragaman hayati yang tinggi telah diketahui berpusat di daerah-daerah tropis di dunia, termasuk Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki daerah pesisir yang luas, dan karenanya keanekaragaman biota pantai yang tinggi pula. Pantai Pangandaran di pesisir selatan Jawa Barat, Indonesia, memiliki keunikan dengan adanya dua tipe pantai yang berbeda. Pantai Timur Pangandaran memiliki biota lamun dan substrat berpasir yang saat ini sedang dalam masa pemulihan pasca-tsunami. Adapun Pantai Barat memiliki ekosistem terumbu karang yang saat ini sudah mengalami kerusakan akibat eksploitasi. Jumlah jenis yang ditemukan di Pantai Barat sebanyak 30 spesies sedangkan di Pantai Timur sebanyak 39 spesies GASTROPODA. Perbedaan jumlah individu antara Pantai Barat dan Pantai timur Hal ini diduga oleh adanya perbedaan pengaruh arus, nutrisi dan batuan karang antara kedua pantai tersebut sedangkan perbedaan jumlah jenis antara Pantai Barat dan Pantai Timur antara kedua pantai menunjukkan bahwa Pantai Timur memiliki keanekaragaman Gastropoda yang lebih tinggi dibandingkan di Pantai Barat. Indeks kesamaan Sorensen menunjukkan bahwa Gastropoda di kedua pantai merupakan komunitas Gastropoda yang berbeda.

Terumbu karang merupakan habitat bagi beragam biota, sebagai berikut:

(1) beraneka ragam avertebrata (hewan tak bertulang belakang), terutama karang batu (stony coral), juga berbagai krustasea, siput dan kerang-kerangan, ekinodermata (bulu babi, anemon laut, teripang, bintang laut dan leli laut)

(2) beraneka ragam ikan: 50 ¨C 70% ikan kornivora oportunik, 15% ikan herbivora, dan sisanya omnivora

(3) reptil, umumnya ular laut dan penyu laut; dan (4) ganggang dan rumput laut, yaitu: algae hijau berkapur, algae karolin dan lamun (Bengen, 2002).

Beberapa kelompok ikan yang paling paling sering terlihat di terumbu karang, adalah:

(1) Subordo Labroide, famili: Labrides (ikan cina-cina), Scaridae (ikan kakak tua), Pomacentridae (ikan betook)

(2) Subordo Acanthuroidei, famili: Acanthuridae (butana/surgeon fish), Siganidae (beronang), dan Zanclidae (Moorish idol)

(3) Subordo Chaetodontoidei, famili: Chaetodontidae (kepe-kepe/butterfly fish), Pomacantidae (kambing-kambing/angel fish)

(4) Famili Blennidae dan gobiidae yang bersifat demersal dan menetap

(5) Famili Apogonidae (ikan beseng), nocturnal, memangsa avertebrata terumbu dan ikan kecil

(6) Famili Ostraciidae, Tetraodontidae, dan Balestide (ikan pakol) yang menyolok dalam bentuk dan warnanya

(7) pemangsa dan pemakan ikan (Piscivorous) yang besar jumlahnya dan bernilai ekonomis tinggi, meliputi famili: Serranidae (kerapu), Lutjanidae (kakap), Lethrinidae (lencam), dan Holocentridae (suanggi).

Fungsi Dan Manfaat Terumbu Karang

Setelah mengenali, maka cintai dan peliharalah terumbu karang, karena terumbu karang mempunyai fungsi dan manfaat serta arti yang amat penting bagi kehidupan manusia baik segi ekonomi maupun sebagai penunjang kegiatan pariwisata dan manfaat serta terumbu karang adalah:

  1. Proses kehidupan yang memerlukan waktu yang sangat lama untuk tumbuh dan berkembang biak untuk membentuk seperti kondisi saat ini.
  2. Tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan dan tumbuhan yang menjadi tumpuan kita.
  3. Indonesia memiliki terumbu karang terluas didunia, dengan luas sekitar 600.000 Km persegi.
  4. Sumberdaya laut yang mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat tinggi.
  5. Sebagai laboratorium alam untuk penunjang pendidikan dan penelitian.
  6. Terumbu karang merupakan habitat bagi sejumlah spesies yang terancam punah serti kima raksasa dan penyu laut.
  7. Dari segi fisik terumbu karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi dan abrasi, struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan arus sehingga mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain seperti padang lamun dan magrove
  8. Terumbu karang merupakan sumber perikanan yang tinggi. Dari 132 jenis ikan yang bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis diantaranya hidup di terumbu karang, berbagai jenis ikan karang menjadi komoditi ekspor. Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3 – 10 ton ikan per kilometer persegi pertahun.
  9. Keindahan terumbu karang sangat potensial untk wisata bahari. Masyarakat disekitar terumbu karang dapat memanfaatkan hal ini dengan mendirikan pusat-pusat penyelaman, restoran, penginapan sehingga pendapatn mereka bertambah
  10. Terumbu karang potensi masa depan untuk sumber lapangan kerja bagi rakyat Indonesia

Jaring Makanan Terumbu Karang

Secara garis besar tingkat trofik dalam jejaring makanan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok produsen yang bersifat autotrof karena dapat memanfaatkan energi matahari untuk mengubah bahan-bahan anorganik menjadi karbohidrat dan oksigen yang diperlukan seluruh makhluk hidup, dan kelompok konsumen yang tidak dapat mengasimilasi bahan makanan dan oksigen secara mandiri (heterotrof).

Nybakken (1992) mengelompokkan produsen yang terdapat pada jaring makanan karang adalah alga koralin, alga hijau alga coklat dan zooxanthella. Dari gambar diatas dapat diamati bahwa produser dikonsumsi oleh sejumlah organisme avertebrata seperti bintang laut raksasa ( Acanthaster planci ) dan invertebrata seperti ikan kepe-kepe (Chaetodontidae). Terdapat juga organisme yang memakan alga yang banyak terdapat di ekosistem karang seperti ikan famili Acanthuridae. Tipe pemangsaan yang ada adalah 50-70 % karnivora. Goldman dan Talbot 1976 dalam Nybakken (1992) menyatakan bahwa banyak dari ikan karnivora di ekosistem terumbu karang adalah opurtunistik. Mengambil apa saja yang berguna bagi mereka. Mereka juga memakan mangsa yang berbeda pada tingkatan yang berbeda dalam siklus kehidupan mereka.

Siklus Materi

a. Siklus Karbon

Karbon adalah unsur utama yang dimanfaatkan oleh tumbuhan dan alga untuk berfotosintesis. Sumber karbon yang ada di perairan adalah berasal dari udara dan dari dalam perairan itu sendiri. Di atmosfer terdapat kandungan CO2 sebanyak 0.03%. Sumber CO2 di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik. Karbondioksida di udara bertukar dengan di air jika terjadi persentuhan antara udara dan air seperti gelombang. Nybakken (1992) menyatakan dalam daur karbon, bentuk sistem asam karbonat adalah ion bikarbonat dan karbonat. Karbon diikat menjadi senyawa organik oleh tumbuh-tumbuhan, dipindahkan ke hewan melalui herbivora dan pemangsaan (predasi) dan dikembalikan ke cadangan melalui pernapasan dan kegiatan bakteri.

Gambar 1. Siklus Karbon di alam

Karbondiokasida ini dimanfaatkan oleh Zooxanthella karang untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen. Timotius (2003) menyatakan bahwa, hasil fotosintesis zooxanthella adalah berupa oksigen, yang akan dimanfaatkan karang untuk respirasi, dan ion karbonat yang lebih banyak, untuk kalsifikasi karang.

b. Siklus Nitrogen

Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 78 % dari udara. Sastrawijaya (2009) menyatakan bahwa masuk ke perairan dengan fiksasi (pengikatan) nitrogen melalui bakteri dan alga, dan halilintar. Ledakan petir yang melalui udara memberikan cukup energi untuk menyatukan nitrogen dan oksigen di

udara membentuk nitrogen dioksida, NO2. bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen. Sekali nitrat diabsorpsi alga/ganggang, nitrogen akan terus disintesis menjadi protein nabati. Herbivora mengubah protein ini menjadi protein hewani. Tanaman dan hewan yang mati akan diuraikan proteinnya menjadi amoniak dan senyawa amonium. Amoniak dirubah oleh bakteri menjadi nitrit, bakteri lain melanjutkan ke nitrat. Ada juga bakteri dan jamur yang mengubah nitrit kembali ke nitrogen bebas. Karena merupakan nutrien, nitrat dapat mempercepat pertumbuhan plankton.

Gambar 2. Siklus Nitrogen di alam

c. Siklus Posfor

Gambar 3. Siklus Fosfor di alam

Dalam daur posfor, cadangan utama adalah dalam bentuk batuan posfat. Nybakken (1992) menyatakan bahwa posfor masuk ke perairan melalui erosi. Lalu ditambahkan oleh Sastrawijaya (2009) yang menyatakan daur posfor di perairan mirip dengan daur nitrogen. Dalam perairan, terdapat tiga bentuk posfor yaitu senyawa posfor anorganik seperti ortoposfat, senyawa organik dalam protoplasma dan sebagai senyawa organik terlarut yang terbentuk karena kotoran atau tubuh organisme yang mengurai. Air biasanya mengandung posfat anorganik terlarut. Fitoplankton dan tanaman lain akan mengabsorbsi fosfat ini dan membentuk senyawa adenosine trifosfat (ATP). Herbivora yang memakan tanaman itu akan memperoleh posfor itu. Jika tanaman dan hewan itu mati, maka bakteri pengurai mengembalikan posfor itu kedalam air sebagai zat organik terlarut. Demikian pula dengan kotoran sisa metabolisme

hidup. Akhirnya bakteri menguraikan senyawa organik itu menjadi posfor daur kembali dapat berulang.

Pelanggaran Hukum di Ekosistem Terumbu Karang

Pengrusakan terumbu karang tersebut khususnya yang disebabkan oleh aktivitas manusia, merupakan tindakan inkonstitusional alias melanggar hukum. Dalam UU 1945 pasal 33 ayat 3 dinayatakan, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pasal 33 ayat 3 ini merupakan landasarn yuridis dan sekaligus merupakan arah bagi pengaturan terhadap hal yang berkaitan dengan sumberdaya terumbu karang. Selain itu salah satu tujuan dari Strategi Konservasi Dunia 1980 adalah menetapkan terumbu karang sebagai sistem ekologi dan penyangga kehidupan yang penting untuk kelangsungan hidup manusia dan pembangunan berkelanjutan. Karena itu, terumbu karang di sebagai salah satu sumberdaya alam yang ada di Indonesia, pengelolaannya harus di dasarkan pada peraturan – peraturan,di antaranya:

  1. UU RI No. 4/1982, tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup.
  2. UU RI No. 9/1985. Tentang perikanan.
  3. UU RI No. 5/1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistem.
  4. UU RI No. 9/1990 Tentang Kepariwisataan.
  5. Peraturan pemerintah No. 29/1986 tentang analisa dampak lingkungan.
  6. Keputusan menteri kehutanan No. 687/Kpts.II/1989 tanggal 15 Nopember 1989 tentang pengusaha hutan wisata, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Hutan Laut.
  7. Surat edaran Menteri PPLH No. 408/MNPPLH/4/1979, tentang larangan pengambilan batu karang yang dapat merusak lingkungan ekosistem laut, situjukan kepada Gubenur Kapala Daerah, Tingkat I di seluruh Indonesia.
  8. Surat Edaran Direktur Jenderal Perikanan No. IK.220/D4.T44/91, tentang penangkapan ikan dengan bahan/alat terlarang – ditujukan kepada Kepala Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tingkat I di seluruh Indonesia

coupling atmosfer dan laut

Posted: Desember 15, 2009 in Uncategorized

assalamuaikum wr wb

sebelum kita menjelaskan hubungan antara atmosfer dan laut kita harus mengetahui proses proses yang terjadi di atmosfer yang menyebabkan adanya fenomena fenomena alam yang terjadi di laut .

  • proses proses yang terjadi di atmosfer

Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa.

Gas-gas penyusun atmosfer tidak dapat lepas (meninggalkan) dari bumi karena pengaruh gaya gravitasi bumi. Karena massa gas-gas tersehut tidak sama, pengaruh gaya gravitasi terhadap gas-gas dalam atmosfer juga tidak sama. Akibatnya, distribusi gas-gas dalam lltlxosfer juga tidak sama. Gas yang mempunyai massa besar banyak terdistribusi dekat permukaan bumi, scdangkan gas ringan banyak terdistribusi jauh dari permukaan bumi. Karena tebalnya (tingginya) lapisan atmosfer, suhu tiap bagian atmosfer menjadi tidak sama. Berdasarkan kenyataan ini. kita dapat membagi atnrosfer menjadi beberapa lapisan.

sebagaimana kita ketahui atmosfer di pengaruhi oleh sumber energi yang tidak terbatas yang matahari .

matahari memancarkan energi berupa gelombang elektromagnetik dan terutama gelombang panas .

gelombang panas yang terpancar dari matahari  mempengaruhi atmosfer .

Sinar matahari dipancarkan ke segala arah, tetapi hanya sebagian kecil yang sampai ke bumi. Namun, sinat itu sudah cukup sebagai sumber panas bagi kehidupan di bumi. Sebenarnya, bumi juga memacarkan panas ke udara. Namun, panas tersebut terlalu kecil dibandingkan panas matahari.
Sinar matahari yang sampai ke atmosfer, 36 % dipantulkan kembali ke angkasa, 19 % diserap, dan 45 % sampai ke permukaan bumi. Panas yang sampai ke bumi inilah yang memanasi daratan, lautan, tumbuh-tumbuhan, dan hewan. Panas yang sampai ke permukaan bumi sebagian besar oleh bumi dan sebagian kecil dipantulkan. Adapun banyaknya sinar matahari yang diserap oleh permukaan bumi ditentukan oleh empat faktor, yaitu :

  1. sifat muka bumi, bagian muka bumi yang lebih gelap mempunyai daya serap lebih besar
  2. kemiringan sinar matahari, makin tegak sinar matahari makin banyak sinar yang diserap
  3. lama penyinaran, makin lama penyinaran makin banyak sinar yang terserap
  4. keadaan awan, makin banyak awan makin sedikit sinar matahari yang sampi ke bumi

sinar matahari yang diserap oleh bumi, hampir semuannya dipancarkan kembali. Adanya pemacaran kembali inilah yang menyebabkan suhu di permukaan bumi stabil. Artinya, bumi tidak makin panas atau makin dingin. Panas yang dipancarkan kembali oleh bumi merupakan sumber panas utama atmosfer bagian bawah. Itulah sebabnya, suhu do troposfer makin tinggi makin rendah.

sinar matahari yang mengahantarkan panas tersebut mengakibatkan adanya konduksi

konduksi adalah perpindahan panas dari subtansi yang bersuhu tinggi ke substanssi yang bersuhu rendah secara langsung. akibat langsung dari adanya konveksi adalah terjadinya angin .

angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekannan yang lebih rendah .angin tergerak akibat adanya pengaruh pergerakan atmosferik. ini ditandai dengan adanya cuaca . cuaca berubah-ubah akibat adanya evaporasi yang menimbulkan awan hujan .awan hujan digerakan oleh angin dan bergerak dari suhu tinggi ke suhu rendah . evaporasi terjadi akibat adanya pemanasan oleh matahari terhadap sumber air atau laut yang seterusnya menguap dan membentuk awan hujan. selajuntnya saya akan membahas hubungan antara atmosfer denngan laut!

  • hubungan antara atmosfer dengan lautan

hubungan antara atmosfer dengan laut bisa ditandai dengan adanya pertukaran gas CO2 antara keduanya.

Lautan menyerap CO2 dari atmosfer sekitar 2.2 giga ton per tahun atau 30% dari total CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas manusia (JGOFS, 2000). CO2 yang masuk kedalam laut berbentuk asam karbonat (carbonic acid) yang akan membuat laut semakin asam. Hal ini akan membuat pH air laut turun dan juga menurunkan konsentrasi ion karbonat. Berkurangnya ion karbonat akan menurunkan kemampuan karang untuk membangun kerangka dan struktur kerang – tulang punggung gugusan koral. Pertukaran CO2 dilautan dalam skala global sebenarnya seimbang, akan tetapi pengaruh keadaan setempat seperti fluktuasi suhu permukaan laut, tingkat kegaraman (salinitas), kecepatan angin, kandungan CO2 di atmosfer dan lautan, reaksi kimia dengan spesies dipermukaan laut serta aktivitas biologi lautan mempengaruhi besarnya fluktuasi CO2 antara lautan dan atmosfer. Secara umum terdapat selisih negatif antara jumlah CO2 yang dilepaskan ke atmosfer oleh lautan dengan jumlah CO2 yang masuk ke lautan dari atmosfer.

Kelarutan CO2 di laut dipengaruhi oleh suhu permukaan air laut dan tingkat kegaramannya (salinitas). Kecepatan pertukaran gas antara lautan dengan atmosfer dipengaruhi oleh suhu permukaan laut dan kecepatan angin. Sedangkan arah pertukarannya dipengaruhi oleh kandungan CO2 di atmosfer dan lautan, aktifitas biologi dilautan serta suhu permukaan laut. Untuk menghitung kandungan CO2 di lautan, pada beberapa literatur memasukkan pengaruh dari aktifitas biologi lautan dan beberapa lainnya tidak memasukkannya, dimana hanya dipengaruhi oleh suhu permukaan laut.

  • pengaruh pemanasan global terhadap coupling atmosfer dan laut

Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi.

pemanasan global dapat mempengaruhi perubahan iklim yang sanagat drastis . ini disebabkan adanya penumpukan jumlah CO2 di atmosfer yang menahan panas di atmosfer mengakibatkan temperatur terakumulasi dan suhu permukaan bumi menjadi semakin panas.

aut mempunyai peranan penting dalam siklus karbon itu karena siklus karbon sebagian besar terjadi dilaut. Menurut ahli biologi hanya 10 persen siklus carbon terjadi di darat sedangkan sisanya terjadi di laut. Jadi terganggunya siklus carbon dilautlah yang menyebabkan terjadinya pemanasan global.  pemanasan global mempengaruhi ekosistem laut yang merupakan unsur penting dalm penyerapan karbon di atmosfer . oleh karena itu mari kita jaga kelestarian ekosistem laut agar keseimbangan bumi tetap terjaga . karena alam ada dalam keadaan seimbang dan selalu menyeimbangkan dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

Hello world!

Posted: Desember 15, 2009 in Uncategorized

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!